- Get link
- X
- Other Apps
- Get link
- X
- Other Apps
HATI orangtua mana yang tak pilu saat kehilangan anak. Itu pula yang dirasakan oleh Nurhayati Sihotang Hasugian, ibu dari Daperum Nainggolan.
Dia cuma bisa duduk termenung di tangga rumah menunggui jenazah anak, menantu, dan dua cucunya, di Hariara Tolu, Desa Parsaoran Satu, Kecamatan Pangururan, Samosir, pada Rabu (14/11/2018) sore.
Nurhayati mengatakan dirinya merasa terpukul telah kehilangan sosok anaknya, menantu dan juga kedua cucunya, yang merupakan satu keluarga korban pembunuhan di Bekasi.0
Nurhayati bercerita Diperum sudah lima tahun terakhir ini tidak pulang ke kampung halaman di Samosir.
Dia tak kuasa memikirkan anaknya setelah lama tak pulang, hanya dalam bentuk jenazah. Nurhayati tak pernah berpikir akan demikian nasib anaknya itu.
Nurhayati Sihotang mengatakan, Daperum Nainggolan merupakan sosok yang suka bergaul dan baik ke semua orang. Daperum juga selalu berkomunikasi dengan sanak saudara di Samosir.
Sepengetahuanya, Diperum Nainggolan tidak pernah mengeluh tentang persoalan atau pun masalah yang tengah dihadapi.
Keluarga Diperum juga tidak pernah didengarnya cekcok atau bertengkar. Dia beranggapan, Daperum telah memberikan contoh yang baik dalam menjalani bahtera rumah tangga.
Di Bekasi, terang Nurhayati Sihotang, Diperum dan istrinya Maya Ambarita, bekerja mengelola usaha toko dan indekos sebanyak 29 kamar milik abangnya, Douglas Nainggolan.
Nurhyati menerangkan, Diperum dan abangnya Doglas memiliki hubungan yang baik, sehingga dipercaya mengelola usaha indekos milik saudara kandungnya itu.
Nurhayat berharap pihak Kepolisian termasuk Presiden Jokowi dapat mengungkap kasus itu, dan pelaku dijatuhi hukuman mati. (*)
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment