- Get link
- X
- Other Apps
- Get link
- X
- Other Apps
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur yang juga mantan Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mahmud Mattalitti, memutuskan keluar dari Partai Gerindra.
Dikutip dari TribunNews, La Nyalla mencurahkan kekesalannya ke Ketua Umum Prabowo Subianto, yang meminta uang Rp 40 miliar. La Nyalla tak memenuhinya, lalu Prabowo disebut marah, kemudian membatalkan pencalonan Nyalla.
La Nyalla mendapatkan surat mandat dari Prabowo 11 Desember lalu. Surat mandat itu berlaku 10 hari dan berakhir 20 Desember.
Salah satu kelengkapan pemenangan, ucap La Nyalla, ia sempat diminta uang Rp 40 miliar oleh Prabowo Subianto. Uang itu digunakan untuk saksi di Pilkada Jatim.
Permintaan itu dilakukan saat La Nyalla melangsungkan pertemuan dengan Prabowo di Hambalang, Bogor, pada Sabtu (10/12/2017), bertepatan Gerindra mengumumkan Mayjen (Purn) Sudrajat sebagai calon gubernur Jawa Barat.
"Saya dimintai uang Rp 40 miliar. Uang saksi disuruh diserahkan 20 Desember 2017. Kalau tidak bisa saya tidak direkomendasi," ungkap La Nyalla, dilansir dari TribunNews, Kamis (11/1/2018).
"Yang minta (Rp 40 miliar) Bapak Prabowo kok," lanjut dia.
Menurut La Nyalla, ia belum menyanggupi menyerahkan uang sebanyak itu. Dia lalu dipanggil Prabowo ke rumahnya.
La Nyalla mengatakan tidak menyangka akan dimarahi Prabowo karena permasalahan uang Rp 40 miliar. Ia merasa disia-siakan Prabowo. Padahal, ia telah mendukung Prabowo dari 2009 saat masih menjadi calon wakil presiden.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon membantah pengakuan La Nyalla. Fadli bilang Prabowo tak pernah meminta uang Rp 40 miliar kepada La Nyalla.
Ia meyakini Prabowo hanya menanyakan kesiapan finasial La Nyalla maju sebagai calon gubernur Jawa Timur dari Gerindra. Menurut dia, hal itu wajar sebab setiap pilkada membutuhkan logistik menggerakkan mesin politik.
Dia meyakini La Nyalla salah mengerti maksud Prabowo. Menurut Fadli, bisa saja yang dimaksud Prabowo bukan kesiapan dana pribadi, melainkan dana bersama yang diperoleh secara gotong royong melalui jaringan yang dimiliki La Nyalla.
Dikutip dari TribunNews, La Nyalla mencurahkan kekesalannya ke Ketua Umum Prabowo Subianto, yang meminta uang Rp 40 miliar. La Nyalla tak memenuhinya, lalu Prabowo disebut marah, kemudian membatalkan pencalonan Nyalla.
La Nyalla mendapatkan surat mandat dari Prabowo 11 Desember lalu. Surat mandat itu berlaku 10 hari dan berakhir 20 Desember.
Salah satu kelengkapan pemenangan, ucap La Nyalla, ia sempat diminta uang Rp 40 miliar oleh Prabowo Subianto. Uang itu digunakan untuk saksi di Pilkada Jatim.
Permintaan itu dilakukan saat La Nyalla melangsungkan pertemuan dengan Prabowo di Hambalang, Bogor, pada Sabtu (10/12/2017), bertepatan Gerindra mengumumkan Mayjen (Purn) Sudrajat sebagai calon gubernur Jawa Barat.
"Saya dimintai uang Rp 40 miliar. Uang saksi disuruh diserahkan 20 Desember 2017. Kalau tidak bisa saya tidak direkomendasi," ungkap La Nyalla, dilansir dari TribunNews, Kamis (11/1/2018).
"Yang minta (Rp 40 miliar) Bapak Prabowo kok," lanjut dia.
Menurut La Nyalla, ia belum menyanggupi menyerahkan uang sebanyak itu. Dia lalu dipanggil Prabowo ke rumahnya.
"Saya dipanggil kosong delapan (Prabowo) kok dimaki-maki. Prabowo itu siapa? Saya bukan pegawainya dia, kok dia maki-maki saya," ujar La Nyalla.
La Nyalla mengatakan tidak menyangka akan dimarahi Prabowo karena permasalahan uang Rp 40 miliar. Ia merasa disia-siakan Prabowo. Padahal, ia telah mendukung Prabowo dari 2009 saat masih menjadi calon wakil presiden.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon membantah pengakuan La Nyalla. Fadli bilang Prabowo tak pernah meminta uang Rp 40 miliar kepada La Nyalla.
Ia meyakini Prabowo hanya menanyakan kesiapan finasial La Nyalla maju sebagai calon gubernur Jawa Timur dari Gerindra. Menurut dia, hal itu wajar sebab setiap pilkada membutuhkan logistik menggerakkan mesin politik.
"Kalau itu dipertanyakan terkait kesiapan untuk menyediakan dana untuk pilkada untuk digunakan dirinya sendiri, sangat mungkin. Tentu logistik di pertarungan pilkada sangat diperlukan," lanjut Fadli.
Dia meyakini La Nyalla salah mengerti maksud Prabowo. Menurut Fadli, bisa saja yang dimaksud Prabowo bukan kesiapan dana pribadi, melainkan dana bersama yang diperoleh secara gotong royong melalui jaringan yang dimiliki La Nyalla.
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment