- Get link
- X
- Other Apps
- Get link
- X
- Other Apps
BOCAH berusia 4 tahun bernama Nichonius Geraldo Simbolon alias Nico, dihabisi secara sadis oleh dua orang pria dan seorang wanita yang merupakan otak pembunuhan.
Selain bocah itu, ada lagi dua perempuan yang turut dibunuh dua pria itu, yakni Dona Sitorus (32) yang merupakan ibu dari Nichonius, dan Ita Susanti (44), tetanggannya.
"Ini pembunuhan yang cukup sadis," kata Wakapolda Jambi, Kombes Pol Ahmad Haydar, ketika ekspos kasus pembunuhan yang terjadi di Tebo itu, di Mapolda Jambi, pada Jumat (8/12).
Tiga nyawa dihilangkan oleh tiga orang, yaitu satu otak pelaku dan dua orang sebagai eksekutor.
Ketiga pelaku berhasil diringkus polisi di tempat berbeda. Ketiga pelaku itu adalah Arman Lala (18) dan Pandi Giawa (19) yang merupakan eksekutor, dan Wirani Lala sebagai otak pelaku.
Arman dan Pandi ditangkap 5 Desember sekitar pukul 18.00 WIB di sebuah pondok di kebun sawit di Dusun Tebing Tinggi Uloh, Kecamatan Tanah Tumbuh, Kabupaten Bungo.
Sementara Wirani Lala (24), seorang perempuan yang merupakan otak pelaku, ditangkap di Medan, Sumatera Utara.
Wakapolda menjelaskan, pembunuhan sadis berencana ini merupakan dari masalah uang. Dona melakoni bisnis peminjaman uang, yang dijalankan oleh Wirani di lapangan.
Peristiwa ini bermula saat korban memberikan uang Rp 30 juta dan dijalankan Wirani.
"Pertama berjalan lancar, dengan untung Rp 6 juta. Tapi pelaku sakit hati karena awalnya akan dibagi dua keuntungannya, ternyata hanya diberikan Rp 400 ribu," jelas Wakapolda.
Kemudian korban kembali menawarkan bisnis itu ke pelaku, namun ditolak karena perjanjian pada bisnis awal tidak sesuai.
"Sebulan kemudian, korban memberi Rp 28 juta untuk dijalankan, namun pelaku hanya dijalankan Rp 15 juta. Sebanyak Rp 13 juta dikantongi pelaku untuk kebutuhan pribadinya,” jelas Wakapolda.
Dia mengatakan, uang Rp 13 juta inilah yang ditagih korban. Tetapi uang itu sudah habis. Wirani bingung bagaimana mengembalikannya. Akhirnya pelaku berniat menghabisi korban.
Pembunuhan sadis ini terjadi pada Kamis (26/10) sekitar pukul 14.30 WIB.
Modus yang dilakukan pelaku yakni memancing korban untuk datang, dengan menyebut uang Rp 13 juta sisa bisnisnya akan dikembalikan,
"Maka (korban) diajak untuk bertemu di Simpang Kambing, areal perkebunan sawit Afdeling I PT TPIL Desa Kandang, Kecamatan Tebo Tengah, Kabupaten Tebo," ujar Wakapolda.
Dona menyanggupinya untuk datang ke lokasi. Dari rumah, Dona mengendarai sepeda motor bersama anaknya yang duduk di depan, dan membonceng tetangganya bernama Ita Susanti.
Dona kurang tahu alamat yang diberikan pelaku. Dia banyak bertanya dengan warga setempat.
"Cukup banyak korban bertanya untuk ke lokasi. Jadi cukup banyak saksi dalam kasus ini," jelas Wakapolda.
Pada akhirnya korban berhasil menemukan alamat yang di berikan para pelaku.
Namun nahas, belum terucap satu patah kata, leher Dona sudah ditarik menggunakan egrek (alat panen) sawit sepanjang tiga meter oleh pelaku Arman hingga putus.
"Korban langsung tersungkur dan terjatuh dari kendaraannya," ungkap Wakapolda.
Karena korban Ita berada di lokasi, ia pun tak luput menjadi korban. Ita dipukul pelaku Pandi hingga tersungkur menggunakan gagang egrek sepanjang 3 meter.
Melihat Ita belum meninggal, Arman kembali menikamkan egrek ke arah dada dan perutnya hingga tewas bersimbah darah.
"Si anak ini (Nichonius,) kenal dengan pelaku, mereka sering main. Anaknya bicara tante tante tante, dengan pelaku Wirani, korban dipukul juga," lanjut Wakapolda.
Korban Nichonius terkapar hingga muntah darah di lokasi. "Dia masih sempat memanggil orangtuanya dengan sebutan mama-mama, dan korban turut diegrek sampai meninggal dunia, dan semua atas perintah pelaku wanita," jelas Wakapolda.
Ketiga korban lalu diseret dan dibuang para pelaku. "Pelaku mendatangi lokasi pembunuhan dan berencana menguburkan jasad para korban. Melihat situasi tidak mendukung, akhirnya pelaku tidak jadi menguburkan korban," ungkap Wakapolda. (Sumber: Tribun Jambi)
Selain bocah itu, ada lagi dua perempuan yang turut dibunuh dua pria itu, yakni Dona Sitorus (32) yang merupakan ibu dari Nichonius, dan Ita Susanti (44), tetanggannya.
![]() |
Polisi membekuk dua pelaku (kiri) dan Nichonius Geraldo Simbolon semasa hidup (kanan). (sumber: facebook) |
Tiga nyawa dihilangkan oleh tiga orang, yaitu satu otak pelaku dan dua orang sebagai eksekutor.
Ketiga pelaku berhasil diringkus polisi di tempat berbeda. Ketiga pelaku itu adalah Arman Lala (18) dan Pandi Giawa (19) yang merupakan eksekutor, dan Wirani Lala sebagai otak pelaku.
Arman dan Pandi ditangkap 5 Desember sekitar pukul 18.00 WIB di sebuah pondok di kebun sawit di Dusun Tebing Tinggi Uloh, Kecamatan Tanah Tumbuh, Kabupaten Bungo.
Sementara Wirani Lala (24), seorang perempuan yang merupakan otak pelaku, ditangkap di Medan, Sumatera Utara.
Wakapolda menjelaskan, pembunuhan sadis berencana ini merupakan dari masalah uang. Dona melakoni bisnis peminjaman uang, yang dijalankan oleh Wirani di lapangan.
Peristiwa ini bermula saat korban memberikan uang Rp 30 juta dan dijalankan Wirani.
"Pertama berjalan lancar, dengan untung Rp 6 juta. Tapi pelaku sakit hati karena awalnya akan dibagi dua keuntungannya, ternyata hanya diberikan Rp 400 ribu," jelas Wakapolda.
Kemudian korban kembali menawarkan bisnis itu ke pelaku, namun ditolak karena perjanjian pada bisnis awal tidak sesuai.
"Sebulan kemudian, korban memberi Rp 28 juta untuk dijalankan, namun pelaku hanya dijalankan Rp 15 juta. Sebanyak Rp 13 juta dikantongi pelaku untuk kebutuhan pribadinya,” jelas Wakapolda.
Dia mengatakan, uang Rp 13 juta inilah yang ditagih korban. Tetapi uang itu sudah habis. Wirani bingung bagaimana mengembalikannya. Akhirnya pelaku berniat menghabisi korban.
Pembunuhan sadis ini terjadi pada Kamis (26/10) sekitar pukul 14.30 WIB.
Modus yang dilakukan pelaku yakni memancing korban untuk datang, dengan menyebut uang Rp 13 juta sisa bisnisnya akan dikembalikan,
"Maka (korban) diajak untuk bertemu di Simpang Kambing, areal perkebunan sawit Afdeling I PT TPIL Desa Kandang, Kecamatan Tebo Tengah, Kabupaten Tebo," ujar Wakapolda.
Dona menyanggupinya untuk datang ke lokasi. Dari rumah, Dona mengendarai sepeda motor bersama anaknya yang duduk di depan, dan membonceng tetangganya bernama Ita Susanti.
Dona kurang tahu alamat yang diberikan pelaku. Dia banyak bertanya dengan warga setempat.
"Cukup banyak korban bertanya untuk ke lokasi. Jadi cukup banyak saksi dalam kasus ini," jelas Wakapolda.
Pada akhirnya korban berhasil menemukan alamat yang di berikan para pelaku.
Namun nahas, belum terucap satu patah kata, leher Dona sudah ditarik menggunakan egrek (alat panen) sawit sepanjang tiga meter oleh pelaku Arman hingga putus.
"Korban langsung tersungkur dan terjatuh dari kendaraannya," ungkap Wakapolda.
![]() |
Alat-alat yang digunakan pelaku untuk menghabisi Dona Sitorus, Ita, dan Nico (foto: istimewa) |
Karena korban Ita berada di lokasi, ia pun tak luput menjadi korban. Ita dipukul pelaku Pandi hingga tersungkur menggunakan gagang egrek sepanjang 3 meter.
Melihat Ita belum meninggal, Arman kembali menikamkan egrek ke arah dada dan perutnya hingga tewas bersimbah darah.
"Si anak ini (Nichonius,) kenal dengan pelaku, mereka sering main. Anaknya bicara tante tante tante, dengan pelaku Wirani, korban dipukul juga," lanjut Wakapolda.
Korban Nichonius terkapar hingga muntah darah di lokasi. "Dia masih sempat memanggil orangtuanya dengan sebutan mama-mama, dan korban turut diegrek sampai meninggal dunia, dan semua atas perintah pelaku wanita," jelas Wakapolda.
Ketiga korban lalu diseret dan dibuang para pelaku. "Pelaku mendatangi lokasi pembunuhan dan berencana menguburkan jasad para korban. Melihat situasi tidak mendukung, akhirnya pelaku tidak jadi menguburkan korban," ungkap Wakapolda. (Sumber: Tribun Jambi)
Berita Terkait:
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment