- Get link
- X
- Other Apps
- Get link
- X
- Other Apps
![]() |
Deli Cinta Sihombing |
Tulisan ini sengaja saya bagikan kepada teman sekaligus sahabat, pemilik portal www.generasimillenial.com. Mengapa tidak saya tulis di media tempat saya kerja saja, yang sudah punya nama? Sebab wartawan tidak diperkenalkan membuat opini atas sebuah kasus. Wartawan hanya menulis fakta lapangan dan hasil wawancara. Wartawan tidak diperkenankan beropini di berita.
Begitulah kerja jurnalis. Saya akhirnya membagikan ke www.generasimillenial.com karena situs ini, menurut pendirinya, nantinya akan mengarah pada sebuah media untuk menganalisa kasus menarik. Saya juga percaya pada kredibilitas teman-teman di www.generasimillenial.com. Begitu yang bisa saya jelaskan. SS.
Sebagai jurnalis saya cukup prihatin cara media massa baik di Batam maupun luar Batam dalam memberitakan kematian Deli Cinta Sihombing. Media menuliskan Deli dibunuh gigolo yang tidak dibayarkan jasanya. Ini berarti ada asusila. Maka sudah sepantasnya media menuliskan inisial, bukan nama lengkapnya.
Keprihatinan saya yang kedua adalah meninggalnya seorang perempuan dari suku batak, apalagi di tangan gigolo. Saya kebetulan juga dari suku Batak, sehingga memberi perhatian besar pada kasus ini. Saya mengikuti dari awal hingga kini.
Saya merasa prihatin juga pada kepolisian yang hingga kini hanya menggunakan dasar penyebab kematian Deli Cinta Sihombing berdasarkan pernyataan pelaku. Apalagi saat polisi sampai mengumbar cerita pelaku bernama Dedi Purbianto.
Dedi Purbianto menceritakan bahwa pembunuhan yang dia lakukan kepada Deli yang berstatus sebagai perempuan menikah dengan satu anak itu, karena jasanya tidak dibayar, padahal sudah melayani dua kali. Pertama di hotel, kedua di tempat kejadian yakni di rumah Deli di kawasan Tanjunguncang, Batam.
Saya sangat meragukan pernyataan pelaku ini. Saya sebagai orang yang selama bertahun-tahun berteman dan kerap sama-sama ke lapangan dengan polisi, meyakini juga bahwa polisi meragukan pernyataan pelaku. Sekali lagi, saya yakin polisi juga tidak percaya begitu saja dengan pernyataan si gigolo itu.
Beberapa kasus besar yang terkait dengan skandal pembunuhan dan kriminal lain sudah saya ikuti dan liput sendiri. Saya sudah melihat berbagai jenis mayat, berbagai jenis bentuk korban, berbagai jenis bentuk pelaku, dan semua yang terkait dengan itu. Saya sudah melihat berbagai bentuk senjata untuk membunuh.
Lalu mengapa Deli Cinta Sihombing dibunuh gigolo itu kalau bukan karena tidak dibayar? Inilah pertanyaan inti yang perlu dibuat terang benderang.
Sekali lagi saya katakan, berdasarkan keyakinan saya, ini murni perampokan yang disertai pembunuhan. Kebetulan aja pelakunya gigolo yang pintar ngarang cerita.
Pelaku membunuh Deli Cinta Sihombing hanya untuk menguasai barang-barangnya saja. Hal inilah yang membuat pelaku membawa televisi, handphone, dan mobil korban. Bisa jadi ada juga uang yang turut dibawanya. Dialah yang tahu itu. Dia tidak akan merampok barang sebegitu banyak bila hanya menuntut upah gigolo.
Apalagi saat membaca keterangan Kapolresta Barelang, Kombes Hengki, yang dirilis di sejumlah media online. Kapolresta menyebut Dedi sudah dua kali kencan dengan Deli Cinta Sihombing. Dia mengatakan kencan pertama disepakati tarifnya Rp 1,5 juta, tapi baru dibayar Rp 200 ribu.
Keduanya berjanji ketemu dan kembali berkencan. Namun, usai itu, Dedi kembali menangih uang itu. Korban menjawab: tunggulah sebentar, aku saja belum pakai baju. Tersangka kata Kombes Hengki kesal karena disebut juga anjing, lalu mencekik korban.
Polisi tentu menyampaikan ini atas keterangan Dedi Gigolo. Namun pernyataan si gigolo ini tentu saja tidak masuk akal. Seandainyapun butuh gigolo, tidak akan mungkin Deli cuma membayar Rp 200 ribu dari kesepakatan Rp 1,5 juta. Perempuan sudah pasti takut melakukan itu, khawatir aibnya terbongkar. Itu seandainya.
Bila juga memang gara-gara tak kunjung dibayar, sulit diterima akal kejadian akan seperti ini. Apalagi seperti yang disampaikan Kapolresta, bahwa Deli cuma minta waktu sebentar karena belum pakai baju. Gara-gara menunggu pakai baju lalu membunuhnya? Pernyataan gigolo kepada polisi ini tidak masuk akal.
Peristiwa ini, kemungkinan terbesar terjadi karena Deli diperdaya oleh pelaku. Bisa jadi pelaku menyamar sebagai calon pembeli atas barang-barang yang sedang diiklankan oleh Deli Sihombing di facebook grup forum jual beli. Dia dijemput dengan alasan ingin melihat barang, lalu saat itulah dia gelap mata.
Kemungkinan kedua adalah, Deli dan Dedi punya hubungan pribadi, bukan tidak mungkin mereka selingkuh. Terjadi sesuatu di antara mereka, mungkin Dedi tersinggung berat, sehingga membunuh Deli, kemudian melarikan sejumlah harta benda korban.
Secantik Deli Sihombing, seandainya butuh kepuasan duniawi, rasanya tidak akan sulit mencari lelaki. Dia tidak perlu membayar gigolo, dia perempuan cantik dan masih muda, bukan tante-tante setengah tua. Bahkan lelaki akan rela membayar.
Semoga saja kepolisian bisa segera mengungkap kasus ini secara terang benderang. Jangan sampai ada fitnah. Sungguh keluarga Deli sangat ternoda dengan cerita-cerita yang dikarang pelaku.
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment