Deli Cinta Sihombing Tidak Sewa Gigolo, Ini Analisa dan Keanehan Kasusnya

Deli Cinta Sihombing
DELI Cinta Sihombing (32) yang tewas mengenaskan masih menjadi cerita hangat di tengah masyarakat, terlebih di Batam dan Sumatera Utara. Terlebih setelah polisi mengungkapkan bahwa Deli dibunuh Dedi Purbianto karena tak bayar jasa pria itu usai memberinya kepuasan seksual.

Namun apakah benar Deli Cinta Sihombing menyewa jasa gigolo?

Memang menurut keterangan Dedi Purbianto yang merupakan seorang gigolo, dirinya membunuh Deli Cinta Sihombing karena kesal setelah berhubungan badan, Deli tak kunjung membayarnya. Itulah pengakuannya kepada kepolisian di Batam.

Pengakuan Dedi, dia awalnya melayani Deli disebuah hotel di Nagoya. Pertama kali memberikan jasa Dedi mengaku tidak dibayar perempuan ibu dari satu anak itu.

Kedua kalinya, pelaku mengikuti keinginan korban melayaninya. Dia menyebut Deli sengaja menjemput pelaku menggunakan mobilnya, Rabu (20/12/2017).

Mereka berangkat ke rumah korban di kawasan Tanjunguncang. Masih pengakuan Dedi, di rumah itulah mereka kembali berhubungan badan. Dia lalu meminta bayaran tapi tak dikasih oleh Deli. Akhirnya pria itu membunuh Deli.

Namun ada keanehan yang terlihat dalam kasus ini, terlebih alasan sang gigolo yang mengaku membunuh karena jasanya tidak dibayar.

Keanehan pertama adalah Deli Cinta Sihombing merupakan seorang perempuan cantik. Netizen pun memuji kecantikan perempuan itu. Bahkan masih terlihat seperti gadis walau sudah punya satu anak dan berusia 32 tahun.

Seandainyapun dia ingin mendapatkan kepuasan dari pria yang bukan suaminya, tak akan sulit baginya untuk mendapatkannya. Dia tidak perlu harus membayar jasa gigolo.

Deli bukanlah tante-tante berusia lanjut yang harus membayar lelaki agar mau berhubungan badan dengannya. Deli masih muda, sangat cantik, sehingga akan sangat banyak lelaki yang mau dengannya. Jadi, seandainya Deli ingin kehangatan dari lelaki lain, dia tak butuh gigolo, bahkan lelaki akan mau membayarnya.

Keanehan kedua adalah Deli Sihombing hendak menjual berbagai barang elektronik di rumahnya, tiga hari sebelum pembunuhan. Dia mengiklankan di grup forum jual beli. Alasannya Deli ingin pulang kampung.

Nah, dua hari berturut-turut Dedi Purbianto ternyata tidak masuk kerja, yakni Selasa dan Rabu. Pembunuhan terjadi pada Kamis. Ada kemungkinan Dedi sedang ada masalah sebelum terjadinya pembunuhan itu.

Kemungkinan besar, Deli adalah korban pembunuhan disertai pemerkosaan. Sang gigolo itu kemungkinan besar mendapatkan nomor dari forum jual beli itu, lalu dia menghubungi Deli, seolah-olah ingin transaksi.

Dedi Purbianto
Apalagi pada postingan di grup itu, Deli menyatakan bersedia untuk COD bila ada yang mau beli barang itu. "Kalau cocok COD," tulis Deli di kolom komentar.

Keanehan ketiga adalah pelaku membawa televisi dan mobil Deli Sihombing. Hal ini semakin menunjukkan bahwa pelaku sebenarnya ingin menguasai barang-barang milik korban. Dia bukan ingin bayaran, tapi menguasai barang Deli secara mudah.

Keanehan keempat adalah bahwa sang gigolo itu tidak termasuk dalam kategori ganteng. Justru antara Deli yang cantik tidak sebanding dengannya. Bisa jadi Dedi hanyalah gigolo untuk tante-tante yang benar-benar kesepian dan sulit untuk mendapat perhatian dari lelaki. Gratis pun Deli tidak akan mau padanya.

Melihat pada empat keanehan di atas, harusnya polisi bisa membuat kasus ini jadi lebih jernih. Mengaitkan berbagai benang merah di setiap titik, hingga terurai dengan jelas mata rantai kasusnya.

Penulis meyakini Deli bukanlah penyewa gigolo. Dia hanyalah korban pembunuhan dari seorang pria yang kebetulan berprofesi gigolo. Pria itu kemungkinan besar sedang butuh uang, sehingga mencari jalan singkat untuk menguasai harta korban.

Para psikolog juga akan dengan mudah melihat kecenderungan kejiwaan Deli Cinta Sihombing dari status-status facebooknya. Tidak ada kecenderungan Deli bahwa dia sedang membutuhkan gigolo. (*)

Comments