- Get link
- X
- Other Apps
- Get link
- X
- Other Apps
![]() |
Foto Ilustrasi |
WARGA Nunukan Kalimantan Utara, terlebih pecinta bakso, dikagetkan informasi adanya bakso berbahan daging tikus.
Beredarnya bakso yang tak layak konsumsi ini juga telah dibenarkan kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Utara, Santiaji Pananrangi.
Hal itu diketahui dari surat yang dikeluarkan dinas tersebut, yang teregister dengan nomor 524/1459/dPKP-IV/X/2017, perihal hasil uji laboratorium sampel pangan asal hewan.
Isi surat itu menyatakan hasil identifikasi pentol bakso di Nunukan, Kalimatan Utara, positif mengandung spesies tikus.
Kepala Dinas Kesehatan Nunukan Meinstar Tololiu, dilansir Kabar Utara, juga telah membenarkan adanya surat berisi hasil uji lab, yang telah diterbitkan oleh Balai Veteriner Banjar Baru bernomor 29005/PK.310/F.5.E/09/2017.
"Untuk informasi yang lebih jelasnya ke dinas pertanian, mereka yang lebih tahu persoalan itu," kata Meinstar pada Rabu (15/11/2017).
Menindak lanjuti surat berisi hasil uji laboratorium itu, sejumlah instansi terkait telah turun ke melakukan inspeksi mendadak.
Walau beredar bakso berbahan daging tikus, hinga kini belum ada upaya penutupan untuk pelaku usaha penjualan bakso. Pemerintah baru sebatas melakukan tindakan pengambilan ulang sampek untuk pemeriksaan kedua.
Hal ini karena dalam surat yang dikeluarkan tidak jelas alamat tempat berjualan bakso mana yang mengandung bakso tikus. Sebab, di surat itu cuma tertulis pemilik bakso Malang. Faktanya di Nunukan, ada sejumlah penjual bakso yang memiliki nama sama.
Sementara itu, satu di antara pemilik usaha makanan bakso di Nunukan terlihat keberatan saat puluhan petugas linstas lembaga mendatangi tempat usahanya, untuk menindaklanjuti hasil uji laboratorium bakso mengandung spesies tikus.
Pemilik usaha itu bernama Irawan. Dia sempat marah sambil mempertanyakan dasar sidak ke tempatnya, sebab surat dari kepala Balai Veteriner Banjar Baru bukan dialamatkan ke tempat usahanya. "Itu bukan tempat usaha kami, jangan di sini sidaknya," protes Irawan.
Menurut dia tim itu sudah salah alamat. Sebab selain memiliki peternakan sapi sendiri, Irawan juga kerap mendatangkan sapi Sulawesi untuk memenuhi kebutuhan daging bakso di Nunukan dan sekitarnya.
"Sehari kita giling daging sapi untuk bakso hingga 80 kilogram. Dengan usaha sebesar ini, kalau kita pakai daging tikus, sama saja dengan bunuh diri," kata dia secara tegas. (*)
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment