Nur Kuraisin Hamil Tua, Suaminya Tukang Las dan Ditetapkan Tersangka Kebakaran Pabrik Petasan Tangerang


Nur Kuraisin yang sedang hamil tua, bersama anak sulungnya korban kebakaran pabrik petasan di Tangerang. Suaminya ditetapkan tersangka pada kasus ini, karena dianggap aktivitas las yang dikerjakannya jadi pemicu kebakaran.
PERASAAN Nur Kuraisin sangat berkecamuk. Di satu sisi dia senang suaminya yang bekerja di pabrik petasan di Tangerang yang terbakar itu masih tetap hidup. Di sisi lain, dia cemas karena suaminya bernama Subarna Ega ditetapkan polisi jadi tersangka.

Subarna Ega merupakan tukang las di pabrik petasan PT Panca Buana Cahaya Sukses. Dua bulan sudah dia bekerja sebagai tukang las di pabrik tersebut. Sebelumnya dia hanya sopir bagian pengantar barang di kantor pusat PT Panca Buana Cahaya Sukses.

Pria ini ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi. Inilah yang membuat Nur semakin berkecamuk, padahal suaminya juga mengalami luka bakar yang berat. Anaknya yang juga bekerja di sana turut jadi korban, dan kini masih dirawat di rumah sakit.

Subarna ditetapkan polisi sebagai tersangka lantaran percikan api dari kegiatan las dikerjakan menjadi penyebab ledakan dan kebakaran di pabrik tersebut, yang membuat 48 orang tewas seketika.

Menurut Nur Kuraisin, suaminya sebenarnya tidak bisa disalahkan begitu saja. Subarna Ega hanyalah seorang pekerja yang menjalankan perintah dari atasannya. "Dia namanya orang pekerja, disuruh sama bosnya, ya pasti kerja," ungkap Nur yang ditemui di rumah sakit.

Dikisahkan Nur, sudah dua tahun suaminya bekerja di perusahaan itu. Awalnya bekerja di kantor pusat bagian sopir untuk mengantar material. Tapi karena operasional di kantor pusat menurun, dua bulan atasan memintanya melakukan pengelasan untuk proyek di pabrik dan gudang PT Panca di Kosambi, Tangerang.

Subarna, ucapnya, tak kuasa untuk menolak permintaan tersebut, kendati Subarna tidak punya pengalaman teknik dan keselamatan dalam pengelasan. "Suami saya butuh kerja, dia butuh uang untuk keluarga. Biarpun begitu pekerjaannya tetap dilakoninya," jelasnya.

Sebelum terjadi kebakaran disusul ledakan di pabrik tersebut, ternyata mata suaminya masih terluka akibat percikan api las sebelumnya. Bahkan Subarna sempat dirawat di Rumah sakit Ciputra karena luka tersebut.

Subarna sempat pulang ke Desa Cililin untuk bertemu dengannya setelah dirawat di rumah sakit, sekaligus untuk istirahat pemulihan. Hanya tiga hari di rumah, Subarna kembali lagi ke pabrik untuk bekerja. Padahal saat itu keadaan mata masih memerah.

"Matanya masih merah, belum sembuh, tapi ya karena butuh. Mau gimana lagi," ungkap Nur.

Nur begitu kaget saat mendengar peristiwa tragis itu. Tak ada firasat sebelumnya. Dia tak kuasa menahan tangis saat tahu pabrik tempat suami dan anak sulungnya bekerja telah terbakar dan meledak. Apalagi kemudian suaminya malah dijadikan tersangka.

Nur lebih sedih lagi karena saat ini dirinya sedang hamil sembilan bulan. Bayi yang dia kandung akan menjadi anak pertama hasil pernikahannya dengan Subarna Ega. Anak yang sudah ada saat ini merupakan hasil pernikahannya terdahulu.

"kandungan saya sehat. Tapi bapaknya belum ketemu sampai sekarang. Belum ada kabar sama sekali," ucap Nur seraya menitikkan air mata. Menurutnya, jika suaminya ternyata telah meninggal, maka tinggal putra terbesarnya Asep Mulyana, satu-satunya harapan yang akan membantu hidupnya nanti.

Comments