Misteri Kematian Bripda Azan Fikri, Ada Kejanggalan Pada Posisi Senjata


Azan Fikri saat masih hidup (foto: facebook)

MEDIA lokal Sumatera Selatan dan media nasional, baik cetak maupun elektronik, mengabarkan tewasnya Bripda Azan Fikri, di Desa Rawa Bening, Sumatera Selatan.

Anggota Polri ini ditemukan tewas tak jauh dari rumah kekasihnya, Resi. Dia meninggal di dalam mobil dengan kepala tertembus peluru.

Sebelum meninggal, ada postingan Bripda Azan di Facebook pukul 23.39, yang berisi permohonan maaf sekaligus pamitan. "Maaf atas Semuanya Selamat Tinggal," tulisnya.

Portal kompas.com menuliskan dalam laporannya, dengan kalimat awal "Bripda Azan Fikri ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala serta sepucuk pistol yang ada dalam genggaman tangan almarhum, Senin (8/10/2017)"

Masih dari portal yang sama, disebutkan pukul 07.00 WIB, Resti baru tahu korban masih berada di sekitar rumahnya. Posisi mobil dalam keadaan hidup dan terkunci dari dalam. Kaca sebelah kiri pecah.

"Saat ditemukan korban sudah meninggal dunia dengan luka tembak di kepala. Tangan kanan memegang senpi" tulis kompas.com.

Ada juga kutipan dari Kabid Humas Polda Sumsel AKBP Slamet Widodo menuturkan, motif bunuh diri yang dilakukan karena gagal nikah. "Kabarnya gagal nikah, jadi harapannya pupus," kata pejabat Polda Sumsel itu.

Kematian Bripda Azan Fikri ini benar-benar misterius. Misteri pertama adalah Azan Fikri sudah bertunangan dengan pujaan hatinya, Resi, pada 17 September 2017. Artinya keduanya dan juga kedua keluarga sudah saling mendukung menjadi satu keluarga besar.

Misteri kedua, dan sekaligus misteri terbesar adalah sepucuk pistol yang ada dalam genggaman tangan almarhum. Padahal pistol itu yang digunakan untuk bunuh diri, menembak kepala sendiri di pelipis kanan.

Bagaimana mungkin pistol tersebut masih berada di genggaman tangan kanannya? Logikanya, tentu saja pistol itu sudah jatuh bila itu yang digunakan untuk menembak kepala sendiri.

Akun instagram @resi_bs yang menurut informasi sebagai tunangan Alm Bripda Azan Fikri


Hal inilah yang perlu untuk diselidiki lebih lanjut oleh pihak kepolisian. Mengenai kemungkinan bunuh diri akibat gagal menikah, rasanya cukup susah diterima akal. Azan Fikri seorang polisi yang memegang senjata, yang artinya psikologisnya diperiksa secara rutin.

Pihak keluarga Azan Fikri pun masih belum terlalu yakin Azan tewas karena bunuh diri. Hal itu terlihat dari pernyataan Sarkoni, kerabat Azan, seperti dilansir di jpnn.

“Tapi kami pihak keluarga masih belum tahu motif kematian dia. Kami serahkan sepenuhnya ke pihak kepolisian,” kata Sarkoni.

Kronologi Singkat
Bripda Azan Fikri bertemu tiga orang sebelum ditemukan meninggal. Pertama, dia mengantar Resi (25), pukul 20.00 WIB dari Palembang menuju Sungai Lilin menggunakan mobil pribadi.

Dia ke rumah Lilin Asri pukul 23.00, kemudian mengantar Resi ke rumahnya di Desa Rawa Bening. Dia sempat bertemu ibunda Resi, Darlina, dan pamit menuju Sungai Lilin.

Pukul 02.00, lima orang warga Dusun VI Rawa Bening Desa Tri Tunggal yang sedang jaga malam mendengar bunyi letusan senpi.

Pukul 07.00 WIB, Resi mengetahui Bripda Azan masih berada di sekitar rumahnya. Posisi mobil dalam keadaan hidup, terkunci dari dalam, sedangkan kaca sebelah kiri pecah.

Saat ditemukan korban sudah meninggal dunia dengan luka tembak di kepala.

Comments