Kisah Menegangkan Aiptu Munir Duel Dengan Penyerang Gereja Lidwina

Aiptu Al Munir menunjukkan belas luka akibat sayatan golok pelaku penyerangan gereja di Yogyakarta

PERISTIWA penyerangan Gereja Katolik Santa Lidwina, di Sleman, Yogyakarta, melukai seorang pastor yang memimpin misa dan sejumlah umat yang ibadah.

Selain itu, seorang anggota polisi bernama Aiptu Al Munir (57) juga menjadi korban. Aiptu Munir mengisahkan peristiwa yang tak akan pernah dilupakannya itu.

"Sekitar pukul 07.30 diberi tahu kepala SPK, ada kejadian seseorang mengamuk di Gereja bawa pedang dan telah lukai korban. Saya langsung bersama Aiptu Pras dan Brigadir Erwin menuju TKP (gereja)," terang Munir kepada wartawan, di Mapolda DIY, Senin (12/2/2018).

Sesampainya di lokasi, Munir melihat seorang pria mengayunkan samurai sembari mengejar umat. Dia lalu melepaskan tembakan peringatan, dan memerintahkannya berhenti.

"Pelaku berbalik serang saya, melukai tangan kiri," tuturnya sembari menunjukkan tangannya yang luka bacok.

Dia akhirnya melepaskan tembakan ke kaki kiri pelaku yang bernama Suliono (23) itu. Ternyata Suliono tak berhenti menyerang.

"Dia sabet kaki kiri saya. Kena kelingking," imbuh Munir.

"Saya tembak lagi kanan. Dia dorong saya terjatuh, dia mau mengayunkan pedang ke arah badan saya. Saya tendang, dia terjatuh, masyarakat datang membantu," tuturnya.

Munir yang sudah 34 tahun berdinas di Kepolisian ini mengatakan dia menembak kaki Suliono dari jarak 2 meter menggunakan senjata revolver.

"Saya sendiri yang bawa senjata, anggota lain di belakang saya," kata Munir.

Keberaniannya datang karena dia yakin apa yang dilakukan sesuai prosedur. Dimulai tembakan peringatan, dia terpaksa menembak dua kaki pelaku.

"Kedua, menyangkut keselamatan jiwa orang lain, masyarakat harus diutamakan," ujar pria yang satu tahun lagi pensiun ini. (sumber: detik)

Comments