- Get link
- X
- Other Apps
- Get link
- X
- Other Apps
WAJAH Satar terlihat pucat. Rambutnya acak-acakan. Pria yang menggunakan kaos hitam dan celana hitam itu dibawa polisi dari Sarolangun ke Tebo dengan posisi kedua tangan terikat ke depan. Raut mukanya menunjukkan ketakutan saat tiba di Mapolres Tebo, Jambi.
"Saya takut, Pak," ujarnya kali pertama di hadapan penyidik, Sabtu (27/1). Saat ditanya pun Satar banyak diam, seakan menyembunyikan banyak hal terkait misteri meninggalnya Dina Wulandari. Dengan tangan yang terlihat kaku, ia sesekali melihat ke arah penyidik Polres Tebo.
Satar merupakan tersangka pembunuhan keji terhadap Dina Wulandari. Gadis itu dibunuhnya dengan cara yang sadis. Dia melakukan tindakan merudapaksa perempuan muda tersebut di tepi sungai, kemudian menenggelamkannya setelah sebelumnya mengikat tangannya, Kamis (25/1).
Ekspresi yang ditunjukkan Satar berbeda dengan ekspresinya saat berpura-pura mengevakuasi kendaraan korban dari dalam sungai. Saat itu, seperti terekam dalam sejumlah video amatir, dia terlihat biasa saja, sama dengan warga lainnya yang berjibaku mengevakuasi kendaraan korban dan korban itu sendiri dari dalam air sungai.
Warga yang saat itu mengevakuasi korban dan kendaraannya dari dalam sungai, tidak menyangka Satar merupakan pelaku dari pembunuhan tersebut, yang telah membuat Dina dan motornya ada di dalam sungai. Satar bahkan turut masuk ke dalam sungai mengangkat sepeda motor itu.
Informasi yang dihimpun, peristiwa pembunuhan terhadap Dina terjadi pada Kamis (25/1). Pada saat itu Dina baru mengantar adiknya ke sekolah.
Di dermaga dekat sungai, Satar yang selama ini tertarik dengan Dina, telah menunggunya. Dia lalu meminta tolong kepada korban mengantar ke kebun yang berada tak jauh dari dermaga itu, lokasinya juga di dekat sungai.
Tanpa menaruh rasa curiga, korban menuruti permintaan pelaku. Namun saat tiba di lokasi yang ditunjuk pelaku, korban tidak dibolehkannya pulang. Dia justru memaksa korban agar turun dari sepeda motor. Dia melakukannya dengan tindakan memaksa karena Dina menolak ajakannya.
Setelah turun dari sepeda motor, Satar mencoba melakukan tindakan asusila terhadap Dina. Tapi Dina tidak rela menuruti kemauan Satar untuk melakukan hubungan badan, dan dia melakukan perlawanan atas paksaan itu. Korban akhirnya dibanting Satar hingga akhirnya jatuh dan pingsan.
Pelaku sebenarnya sudah memiliki seorang istri, yang dinikahinya delapan bulan lalu. Namun tak disangka saat bertemu korban, ia justru hasratnya meninggi. "Iya baru pertama kali bertemu saya langsung suka. Saya waktu itu minta dibonceng dia," kata Satar kepada penyidik.
Pelaku melakukan tindakan pencabulan tiga kali saat korbannya dalam keadaan pingsan. Pelaku juga diduga memiliki kelainan seksual, sebab dia lebih suka melakukan tindakan sodomi. "Dari hasil identifikasi di tubuh korban memang ada sejumlah luka di dubur dan kemaluan korban,” ujar Kasat Reskrim Polres Tebo, AKP Hendra Wijaya Manurung.
Meski demikian, pihaknya tidak mau berspekulasi terkait apakah satar memiliki kelainan seksual atau tidak. “Belum ada pembuktian terkait itu," ujar Hendra Wijaya Manurung.
Usai melampiaskan nafsu bejatnya, Dina masih hidup. Merasa ketakutan akan dilaporkan, pelaku lalu berniat menghabisi nyawa korban. Dia merasakan jantung korban masih berdegub, demikian juga dengan urat nadinya. Pelaku juga mencoba menghilangkan jejak.
Pelaku akhirnya mengikat kaki dan tangan korban pakai akar pohon. Korban yang sudah dalam posisi tidak berdaya itu, lalu diikatkan lagi ke sepeda motor yang digunakan sebelumnya, kemudian ditenggelamkan ke sungai, yang hanya berjarak beberapa meter dari tempatnya melakukan kejahatan seksual itu. (*)
"Saya takut, Pak," ujarnya kali pertama di hadapan penyidik, Sabtu (27/1). Saat ditanya pun Satar banyak diam, seakan menyembunyikan banyak hal terkait misteri meninggalnya Dina Wulandari. Dengan tangan yang terlihat kaku, ia sesekali melihat ke arah penyidik Polres Tebo.
![]() |
Tersangka pelaku pembunuhan terhadap Dina Wulandari (foto: tribun jambi) |
Ekspresi yang ditunjukkan Satar berbeda dengan ekspresinya saat berpura-pura mengevakuasi kendaraan korban dari dalam sungai. Saat itu, seperti terekam dalam sejumlah video amatir, dia terlihat biasa saja, sama dengan warga lainnya yang berjibaku mengevakuasi kendaraan korban dan korban itu sendiri dari dalam air sungai.
Warga yang saat itu mengevakuasi korban dan kendaraannya dari dalam sungai, tidak menyangka Satar merupakan pelaku dari pembunuhan tersebut, yang telah membuat Dina dan motornya ada di dalam sungai. Satar bahkan turut masuk ke dalam sungai mengangkat sepeda motor itu.
Informasi yang dihimpun, peristiwa pembunuhan terhadap Dina terjadi pada Kamis (25/1). Pada saat itu Dina baru mengantar adiknya ke sekolah.
Tanpa menaruh rasa curiga, korban menuruti permintaan pelaku. Namun saat tiba di lokasi yang ditunjuk pelaku, korban tidak dibolehkannya pulang. Dia justru memaksa korban agar turun dari sepeda motor. Dia melakukannya dengan tindakan memaksa karena Dina menolak ajakannya.
Setelah turun dari sepeda motor, Satar mencoba melakukan tindakan asusila terhadap Dina. Tapi Dina tidak rela menuruti kemauan Satar untuk melakukan hubungan badan, dan dia melakukan perlawanan atas paksaan itu. Korban akhirnya dibanting Satar hingga akhirnya jatuh dan pingsan.
Pelaku sebenarnya sudah memiliki seorang istri, yang dinikahinya delapan bulan lalu. Namun tak disangka saat bertemu korban, ia justru hasratnya meninggi. "Iya baru pertama kali bertemu saya langsung suka. Saya waktu itu minta dibonceng dia," kata Satar kepada penyidik.
Pelaku melakukan tindakan pencabulan tiga kali saat korbannya dalam keadaan pingsan. Pelaku juga diduga memiliki kelainan seksual, sebab dia lebih suka melakukan tindakan sodomi. "Dari hasil identifikasi di tubuh korban memang ada sejumlah luka di dubur dan kemaluan korban,” ujar Kasat Reskrim Polres Tebo, AKP Hendra Wijaya Manurung.
Meski demikian, pihaknya tidak mau berspekulasi terkait apakah satar memiliki kelainan seksual atau tidak. “Belum ada pembuktian terkait itu," ujar Hendra Wijaya Manurung.
Usai melampiaskan nafsu bejatnya, Dina masih hidup. Merasa ketakutan akan dilaporkan, pelaku lalu berniat menghabisi nyawa korban. Dia merasakan jantung korban masih berdegub, demikian juga dengan urat nadinya. Pelaku juga mencoba menghilangkan jejak.
Pelaku akhirnya mengikat kaki dan tangan korban pakai akar pohon. Korban yang sudah dalam posisi tidak berdaya itu, lalu diikatkan lagi ke sepeda motor yang digunakan sebelumnya, kemudian ditenggelamkan ke sungai, yang hanya berjarak beberapa meter dari tempatnya melakukan kejahatan seksual itu. (*)
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment