Satar Ikut Evakuasi Gadis yang Diperkosa dan Dibunuhnya, Begini Reaksi Keluarga

KELUARGA Satar terutama dari pihak istrinya, mengaku sangat kecewa atas ulah Satar (22).

Pria itu telah membuat malu keluarga besar, karena telah memperkosa dan membunuh seorang gadis bernama Dina Wulandari di sungai

Satar ikut mengevakuasi korban yang dibunuhnya sendiri untuk menghilangkan kecurigaan
Dina Wulandari diperlakukan secara tidak manusiawi, di Tebo, Provinsi Jambi pada Kamis (25/1/2018).

Peristiwa itu bermula saat Dina menuruti permintaan Satar untuk membonceng ke kebun yang lokasinya di pinggir sungai.

Tapi saat tiba di lokasi yang ditunjuk pelaku, Dina tidak dibolehkannya pulang. Satar justru memaksa gadis itu agar turun dari sepeda motor.

Dia melakukannya dengan tindakan memaksa karena Dina menolak ajakannya.

Setelah turun dari sepeda motor, Satar mencoba melakukan tindakan asusila pada Dina. Tapi Dina tidak rela menuruti kemauan Satar untuk melakukan hubungan badan, dan dia melakukan perlawanan atas paksaan itu.

Dina akhirnya dibanting Satar hingga akhirnya jatuh dan pingsan. Pada saat sedang pingsan di pinggir sungai itu, Satar melakukan asusila tiga kali.

Pelaku juga diduga memiliki kelainan seksual, sebab dia lebih suka melakukan tindakan sodomi.

"Dari hasil identifikasi di tubuh korban memang ada sejumlah luka di dubur dan kemaluan korban,” ujar Kasat Reskrim Polres Tebo, AKP Hendra Wijaya Manurung.

Usai melampiaskan nafsu bejatnya, Dina masih hidup. Merasa ketakutan akan dilaporkan, pelaku lalu berniat menghabisi nyawa korban.

Dia merasakan jantung korban masih berdegub, demikian juga dengan urat nadinya. Pelaku juga mencoba menghilangkan jejak.

Sebelum adanya pembunuhan ini, pria itu juga dianggap kurang memiliki tanggung jawab sebagai seorang suami, sebab istrinya lebih banyak dibiayai orangtua.

Baca Juga:

Seorang keluarga istri Satar, Aziadi, mengaku kecewa dengan ulah Satar yang membuat malu keluarganya. Dia bilang Satar telah menikahi NU belum genap setahun, namun tak memiliki pekerjaan tetap.

"Kadang nyari ikan di sungai itulah kerjanya," ujar Aziadi.

Bahkan bicara soal penghasilan, selama ini yang memberikan makan sang istri adalah mertuanya sendiri yang sedang sakit-sakitan. "Selama ini yang kasih makan ya orangtuanya," ujar Aziadi.

Pekerjaan yang tak menetap tersebut membuat keluarga merasa jika Satar telah menelantarkan NU.

Dia mengaku terpukul dengan ulah Satar itu. Padahal dahulu keluarga merelakan ia menikah dengan NU. Satar tak pernah menunjukan gelagat mencurigakan, sebab komunikasi dengan masyarakat tak banyak dilakukan.

Dina merupakan warga Desa Teluk Rendah Ulu, Kabupaten Tebo. Kades Teluk Rendah Ulu, Fauzi, mengutuk keras tindakan keji tersebut. Dia mengatakan sejak ratusan tahun desa berdiri, baru kali pertama terjadi pembunuhan sadis tersebut.

Meskipun demikian pihaknya menyerahkan sepenuhnya ke aparat kepolisian untuk menuntaskan kasus ini.

"Kami bersama pemuka agama juga turut mendampingi keluarga untuk selalu sabar menghadapi cobaan ini," ujar Kades. (sumber: tribun jambi dan seru jambi)

Baca Juga:




Comments