- Get link
- X
- Other Apps
- Get link
- X
- Other Apps
LA Nyalla Mahmud Matalitti menyebut dirinya mundur dari Pilkada Jawa Timur karena tidak sanggup menyediakan dana yang diminta Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto, yakni Rp 40 miliar.
Mantan Ketua Umum PSSI itu juga mengatakan pernah dihubungi Ketua DPD Gerindra Jawa Timur, Supriyanto, dan diminta menyiapkan dana Rp 170 miliar untuk diserahkan kepada Prabowo.
Uang itu diminta lewat Tubagus Danil Hidayat, orang dekat La Nyalla sekaligus kandidat tim pemenangan La Nyalla di Pilkada Jatim
Saat itu, Tubagus Danil berkomunikasi dengan Supriyanto karena rekomendasi Gerindra untuk La Nyalla tak kunjung keluar.
"Karena sudah lama tidak direkom-rekom, saudara Danil menelepon dan sempat ketemu (Supriyanto), dia bilang siapkan 170 miliar untuk diserahkan ke Bapak Prabowo langsung," kata La Nyalla.
Dia juga menceritakan, pernah bertemu Prabowo, yakni pada Sabtu (9/12) bertepatan dengan deklarasi pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu sebagai calon Gubernur Jawa Barat. "Bapak Prabowo mengatakan, siap uang nggak?" kata La Nyalla.
"Saya bilang saya siap. Kemudian dia tanya lagi, bisa kapan uangnya? Saya bilang nanti saja setelah rekom (rekomendasi) selesai, saya ada pengusaha-pengusaha muslim. Saya sampaikan juga bahwa saya sudah keluar uang Rp 5,9 miliar ke Supriyanto," ujar La Nyalla.
La Nyalla mengaku telah mengeluarkan mahar senilai Rp5,9 miliar yang diserahkan kepada Ketua Gerindra Jatim, Supriyanto, serta cek senilai Rp 70 miliar yang dapat dicairkan apabila surat rekomendasi Gerindra kepada La Nyalla sudah terbit.
"Saya sudah kasih keluar uang Rp5,9 miliar, saya juga sudah buka cek Rp 70 miliar sudah dibawa oleh ajudan saudara Danil sudah diserahkan kepada Hambalang, Hambalang itu siapa saya tidak tahu, pokoknya saya merasa sudah mengeluarkan," ujar La Nyalla.
La Nyalla berjanji akan membongkar bukti-bukti tersebut dan akan membawanya ke ranah hukum "Belum apa-apa sudah dimintai uang, ya enggak mau lah saya. Saya akan tuntut secara hukum," ujarnya.
La Nyalla mengaku kecewa terhadap Gerindra. "Ada yang tanya apa saya masih mau di Gerindra? Tidak. Saya tidak akan mau lagi di Gerindra," katanya.
Malah, La Nyalla akan memperkarakan Gerindra di ranah hukum. La Nyalla mengaku sudah menyiapkan dokumentasi dan bukti transaksi maupun rekaman pembicaraan dengan Supriyanto.
La Nyalla mengatakan, dalam menempuh proses hukum, dirinya akan diwakili Ketua Progres 98 Faisal Assegaf.
Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon, membantah tudingan La Nyalla. Fadli menegaskan bahwa Prabowo tidak pernah meminta uang dari calon kepala daerah yang minta dukungan Partai Gerindra.
"Kalau dari Pak Prabowo nggak ada dan saya tidak pernah mendengar dan juga menemukan bukti semacam itu," kata Fadli Zon kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Kamis siang.
Menurut Fadli, Prabowo memang pernah bertemu La Nyalla. Namun yang dibahas adalah persiapan dana untuk Pilgub Jatim 2018 dari sisi La Nyalla. Pertemuan itu bukan untuk meminta mahar dari La Nyalla.
"Kan belum tentu dananya dia bisa sediakan, juga penggalangannya. Jadi saya kira bukan untuk Pak Prabowo atau untuk DPP Gerindra, saya kira itu lebih untuk pada persiapan calon yang bersangkutan," ujar Fadli.
Fadli mengatakan Jawa Timur adalah provinsi besar. Perlu dana besar untuk pemenangan, baik yang digunakan sebagai ongkos perjalanan kampanye, maupun membayar saksi. Konteks pembahasan Prabowo dengan La Nyalla, kata Fadli, soal kesiapan dari mantan Ketum PSSI itu, bukan meminta uang.
"Saya kira wajar soal hal itu. Bukan untuk kepentingan pribadi atau kepentingan partai, tapi untuk kepentingan yang bersangkutan," ujarnya. (Sumber: TribunNews dan Detik)
Mantan Ketua Umum PSSI itu juga mengatakan pernah dihubungi Ketua DPD Gerindra Jawa Timur, Supriyanto, dan diminta menyiapkan dana Rp 170 miliar untuk diserahkan kepada Prabowo.
![]() |
Prabowo Subianto dan La Nyalla Mahmud Mattalitti (foto: net) |
Uang itu diminta lewat Tubagus Danil Hidayat, orang dekat La Nyalla sekaligus kandidat tim pemenangan La Nyalla di Pilkada Jatim
Saat itu, Tubagus Danil berkomunikasi dengan Supriyanto karena rekomendasi Gerindra untuk La Nyalla tak kunjung keluar.
"Karena sudah lama tidak direkom-rekom, saudara Danil menelepon dan sempat ketemu (Supriyanto), dia bilang siapkan 170 miliar untuk diserahkan ke Bapak Prabowo langsung," kata La Nyalla.
Dia juga menceritakan, pernah bertemu Prabowo, yakni pada Sabtu (9/12) bertepatan dengan deklarasi pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu sebagai calon Gubernur Jawa Barat. "Bapak Prabowo mengatakan, siap uang nggak?" kata La Nyalla.
"Saya bilang saya siap. Kemudian dia tanya lagi, bisa kapan uangnya? Saya bilang nanti saja setelah rekom (rekomendasi) selesai, saya ada pengusaha-pengusaha muslim. Saya sampaikan juga bahwa saya sudah keluar uang Rp 5,9 miliar ke Supriyanto," ujar La Nyalla.
La Nyalla mengaku telah mengeluarkan mahar senilai Rp5,9 miliar yang diserahkan kepada Ketua Gerindra Jatim, Supriyanto, serta cek senilai Rp 70 miliar yang dapat dicairkan apabila surat rekomendasi Gerindra kepada La Nyalla sudah terbit.
"Saya sudah kasih keluar uang Rp5,9 miliar, saya juga sudah buka cek Rp 70 miliar sudah dibawa oleh ajudan saudara Danil sudah diserahkan kepada Hambalang, Hambalang itu siapa saya tidak tahu, pokoknya saya merasa sudah mengeluarkan," ujar La Nyalla.
La Nyalla berjanji akan membongkar bukti-bukti tersebut dan akan membawanya ke ranah hukum "Belum apa-apa sudah dimintai uang, ya enggak mau lah saya. Saya akan tuntut secara hukum," ujarnya.
La Nyalla mengaku kecewa terhadap Gerindra. "Ada yang tanya apa saya masih mau di Gerindra? Tidak. Saya tidak akan mau lagi di Gerindra," katanya.
Malah, La Nyalla akan memperkarakan Gerindra di ranah hukum. La Nyalla mengaku sudah menyiapkan dokumentasi dan bukti transaksi maupun rekaman pembicaraan dengan Supriyanto.
La Nyalla mengatakan, dalam menempuh proses hukum, dirinya akan diwakili Ketua Progres 98 Faisal Assegaf.
Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon, membantah tudingan La Nyalla. Fadli menegaskan bahwa Prabowo tidak pernah meminta uang dari calon kepala daerah yang minta dukungan Partai Gerindra.
"Kalau dari Pak Prabowo nggak ada dan saya tidak pernah mendengar dan juga menemukan bukti semacam itu," kata Fadli Zon kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Kamis siang.
Menurut Fadli, Prabowo memang pernah bertemu La Nyalla. Namun yang dibahas adalah persiapan dana untuk Pilgub Jatim 2018 dari sisi La Nyalla. Pertemuan itu bukan untuk meminta mahar dari La Nyalla.
"Kan belum tentu dananya dia bisa sediakan, juga penggalangannya. Jadi saya kira bukan untuk Pak Prabowo atau untuk DPP Gerindra, saya kira itu lebih untuk pada persiapan calon yang bersangkutan," ujar Fadli.
Fadli mengatakan Jawa Timur adalah provinsi besar. Perlu dana besar untuk pemenangan, baik yang digunakan sebagai ongkos perjalanan kampanye, maupun membayar saksi. Konteks pembahasan Prabowo dengan La Nyalla, kata Fadli, soal kesiapan dari mantan Ketum PSSI itu, bukan meminta uang.
"Saya kira wajar soal hal itu. Bukan untuk kepentingan pribadi atau kepentingan partai, tapi untuk kepentingan yang bersangkutan," ujarnya. (Sumber: TribunNews dan Detik)
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment