Kader Gerindra Tewas Ditembak dan Anggota Brimob Luka Kritis

SEORANG kader Partai Gerindra berinisial F, tewas di parkiran sebuah diskotek bernama Lipss Club Bogor, pada Sabtu (20/102018). Polisi masih terus menggali fakta-fakta dari keterangan dari para saksi.

Informasi yang dihimpun, peristiwa itu melibatkan seorang anggota kepolisian dari Satuan Brimob berinisial Briptu AR.

Lokasi keributan antara oknum Brimob dengan kader Partai Gerindra, di parkiran diskotek Lipss (foto: kompas)
Penjelasan dari Kepala Bidang Hukum Polda Jawa Barat, Kombes Pol Iksantyo Bagus Pramono, motif penembakan oleh Briptu AR ini disebabkan perkelahian perebutan senjata.

Sebelum penembakan tersebut terjadi, terang Iksantyo, Briptu AR sempat cekcok mulut dengan korban yang berinisial F di area parkir diskotek.

Pada saat itu, korban yang mengendarai mobil hendak memarkirkan kendaraannya di parkiran diskotek. Di saat bersamaan, datang juga Briptu AR bersama dengan calon istrinya yang menggunakan sepeda motor dari areal parkir.

Mereka sama-sama tidak mau mengalah. Mereka akhirnya terlibat cekcok mulut. Korban dan sejumlah temannya turun dari dalam mobil langsung menghampiri Briptu AR.

Merasa terdesak, akhirnya Briptu AR mengeluarkan senjata api. Terjadi saling rebutan senjata di antara mereka.

Baca Juga:

Tak lama kemudian terdengar suara letusan senjata api, dan pelurunya mengenai dada korban. Melihat korban terluka, teman-teman korban langsung mengeroyok Briptu AR

Sementara itu, Ketua Bidang Advokasi Partai Gerindra Habiburokhman mendatangi Mapolresta Bogor Kota untuk memastikan kejadian tersebut, Sabtu (20/1/2018).

Habiburokhman menyebut anggota Partai Gerindra yang meninggal setelah tertembak itu bernama Fernando Alan Joshua Wowor.

"Setelah mendapat informasi terjadi penembakan terhadap salah satu kader kami di Bogor, saya meluncur ke sini," ujar Habiburokhman di Mapolresta Bogor Kota.

Baca Juga

Dia mengaku datang ke kantor polisi untuk membuat laporan atas kasus penembakan yang menyebabkan kader partai berlambang kepala burung garuda itu tewas.

"Saya kaget, saat tiba di sini, rekan-rekan dari almarhum (korban) justru sedang diperiksa sebagai saksi atas laporan yang dibuat pelaku penembakan," tuturnya.

Dia menyebut hal itu aneh. "Ini soal penembakan. Mungkin setelah penembakan, terjadi keributan dalam konteks untuk meringkus pelaku. Temen-temen almarhum yang lain ramai-ramai menangkao, mungkin di situ terjadi pemukulan. Tapi penembakannya dulu dong yang diusut," lanjutnya.

Penuturan Habiburokhman, berdasarkan pengakuan rekan-rekan korban, sebelum terjadi penembakan, Briptu AR sudah mengeluarkan senjata api.

Baca Juga

Hal itu membuat korban bersama rekan-rekannya berusaha merebut senjata itu hingga terdengarlkah suara letusan tembakan. Melihat korban tertembak, rekan lainnya berusaha melumpuhkan anggota Brimob tersebut.

"Mereka membantah pernyataan polisi yang bilang sempat terjadi cekcok mulut di parkiran. Versi mereka (kawan korban), karena sama-sama enggak mau ngalah. Pelaku mengeluarkan pistol dan menyebabkan keributan," tuturnya

Usai kejadian itu, Briptu AR harus dirawat di rumah sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Dia mengalami luka parah di wajah. Selain itu satu jari tangan kiri putus karena dikeroyok rekan korban. (sumber: kompas)

Comments