Generasi Millenial Ujung Tombak Perawat Lingkungan

ISI PERTAMAX - Pengendara yang berasal dari kalangan muda sedang mengisi BBM jenis pertamax
GENERASI millenial telah menunjukkan kontribusi besar dalam merawat lingkungan agar lebih baik. Generasi Y tak ingin mewariskan lingkungan yang semakin rusak kepada generasi Z. Kontribusi itu, satu di antaranya terlihat dari penggunaan bahan bakar minyak.

Kemudahan akses informasi yang kini di genggaman generasi millenial, membuatnya bisa dengan mudah mendapatkan referensi dan pertimbangan sebelum mengambil keputusan, termasuk keputusan memilih bahan bakar untuk kendaraannya.

Tak heran bila ke SPBU, anak-anak muda kini lebih senang mengantre di jalur penjualan pertamax bila dibandingkan premium. Mereka sadar harga bukanlah faktor utama dalam membeli sebuah produk. Harga memang faktor penting, tapi kualitas produk juga faktor yang tidak kalah penting. Berbeda dengan generasi sebelumnya, yang menjadikan faktor harga sebagai pertimbangan utama.

Ada harga ada kualitas. Kalimat itu sudah menjelma di pikiran generasi millenial, atau anak muda. Tapi tak akan sekadar membeli produk berharga mahal, mereka telah lebih dahulu mencari tahu apa keunggulannya. Caranya mudah, tinggal ambil handphone, lakukan browsing sepuasnya. Informasi dan referensi sudah ada di genggaman, tanpa harus capek tanya sana tanya sini.

Dampaknya sangat terlihat jelas di bidang konsumsi migas. Penjualan bahan bakar yang beroktan tinggi semakin hari semakin meningkat. Berdasarkan infirmasi yang tertera pada situs PT Pertamina, konsumsi pertamax (RON 92) meningkat drastis pada 2017, berbanding terbalik dengan konsumsi premium (RON 88) yang kian hari kian susut.

Pada Januari hingga Juni 2017, penjualan Pertamax meningkat 53,7 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016. Dari total penjualan gasoline oleh PT Pertamina, porsi penjualan pertamax series telah mencapai angka 17,8 persen. Peningkatan yang drastis dibanding tahun sebelumnya, yang hanya berkontribusi 11,4 persen terhadap penjualan gasonline oleh PT Pertamina.

Tren peningkatan konsumsi bahan bakar berkualitas baik ini tentu saja tidak terlepas dari kontribusi generasi millenial. Mereka sadar bahwa menggunakan bahan bakar berkualitas baik, akan turut serta menjaga keawetan dan kualitas kendaraannya. Mereka tak mau kendaraannya cepat rusak hanya karena mengirit beberapa rupiah saja saat mengisi bahan bakar.

Generasi millenial adalah generasis langit biru. Mereka sadar menggunakan pertamax atau bahan bakar berkualitas baik, berarti telah turut berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan. Hasil pembakaran menggunakan pertamax lebih sempurna dibandingkan menggunakan bahan bakar dengan kadar RON lebih rendah, seperti premium. Tingkat pencemaran udara jadi semakin rendah.

Apalagi kendaraan yang dipakai generasi millenial, terlebih sepeda motor, sudah mengaplikasikan teknologi injeksi.  Teknologi ini menerapkan pola mencampur bahan bakar dengan udara sebelum dibakar. Hasilnya adalah mesin semakin bertenaga, yang tentu sangat disenangi kalangan muda.

Generasi langit biru ini juga menyadari bahwa menggunakan pertamax akan membuat biaya yang nantinya dikeluarkan dalam perawatan akan lebih rendah. Ruang bakar di dalam mesin yang lebih bersih dibandingkan menggunakan premium, akan membuat komponen di dalam mesin bertahan dalam jangka waktu yang lebih lama.

ANGKUT BBM - Mobil tangki sedang mengangkut BBM ke SPBU, untuk disalurkan ke masyarakat. (Foto GenMils)
Masih banyak manfaat lainnya yang dirasakan pengguna kendaraan saat menggunakan pertamax. Dilihat dari sisi keramahan terhada lingkungan, pertamax jauh lebih ramah lingkungan dibandingkan premium. Hal ini karena pembakaran di mesin yang efisien dan sempurna, sehingga emisi gas buang yang dihasilkan pertamax semakin rendah.

Pertamax juga tidak memiliki kandungan timbal dan logam lainnya, seperti yang terkandung di dalam premium. Timbal yang di dalam premium akan mencemari udara, yang kemudian dihirup manusia dan masuk ke dalam tubuh. Tertimbunnya timbal di tubuh manusia, secara medis, dalam jangka panjang akan berdampak pada rusaknya sistem saraf.

Dampak tercemarnya udara akibat timbal dalam bahan bakar yang digunakan dalam kendaraan itu antara lain bisa membuat pendengaran menurun, perkembangan otak yang semakin lambat, sakit anemia pada ibu hamil, dan beragam dampak lainnya. Hal inilah yang membuat keputusan untuk memilih pertamx menjadi pilihan yang paling baik, terlebih bagi generasi millenial.

Generasi millenial merupakan generasi yang saat sangat berperan besar dalam menentukan nasib negeri ini ke depan. Kita beruntung generasi millenial di negeri ini cukup aktraktif dan mengambil posisi penting di berbagai isu-isu penting. Generasi millenial tidak cuma kreatif di media sosial, tapi juga di dunia nyata, yang seperti dalam pemilihan bahan bakar untuk kendaraannya saat ini.

Keberpihakan generasi millenial pada penggunakan bahan bakar yang memiliki oktan bagus, yakni pertamax, memunculkan harapan bagi kita semua untuk semakin terciptanya lingkungan yang baik dan ramah, bukan lingkungan yang kotor dan bikin penyakit.

Generasi millenial telah memberikan harapan baru di tengah masih terjadinya degradasi hutan dan sungai. Generasi millenial menjadi ujung tombak merawat lingkungan, lewat cara-cara sederhana yang mereka tunjukkan. Mereka jadi perawat lingkungan, menjaganya agar tak semakin kronis.

Kita berharap generasi millenial akan terus menunjukkan dirinya sebagai #GenLangitBiru, yakni generasi yang mementingkan kualitas hidup untuk masa depan yang lebih baik. Bukan saja untuk masa depannya sendiri, tapi juga masa depan orang-orang di sekelilingnya, dan di seluruh negeri ini, termasuk juga untuk generasi Z yang akan menjadi generasi penerusnya.

Keberpihakan generasi millenial untuk hidup yang lebih baik ini juga sejalan dengan PT Pertamina yang kini membangun Proyek Langit Biru Cilacap, atau Cilacap Blue Sky Project. Proyek ini adalah peningkatan spesifikasi gasoline dari RON 88 menjadi RON 92. Semoga saja, sinergisitas negeri ini semakin lestari alamnya, sejahtera rakyatnya, dan maju negerinya. Salam #GenLangitBiru! (*)


Comments